Stuttgart, 6 September 2025 – Kabar mengejutkan datang dari industri otomotif: BMW akan memasok mesin untuk Mercedes, dua raksasa otomotif Jerman yang selama ini dikenal sebagai rival sengit. Kesepakatan ini, yang diumumkan di Stuttgart, menandai kolaborasi strategis untuk menghadapi tantangan elektrifikasi dan efisiensi produksi. Apa makna di balik kerja sama ini, dan bagaimana dampaknya bagi pasar global?
Latar Belakang Kolaborasi BMW dan Mercedes
BMW akan memasok mesin untuk Mercedes sebagai bagian dari strategi bersama untuk mengoptimalkan biaya pengembangan teknologi mesin. Khususnya untuk model hibrida dan mesin pembakaran internal (ICE) tertentu. Kesepakatan ini mencakup penyediaan mesin bensin dan diesel berperforma tinggi dari BMW. Akan digunakan pada beberapa model Mercedes-Benz, terutama di segmen kendaraan premium dan SUV.
Baca juga: Denza D9 Terbaru Meluncur di China dengan Harga Lebih Terjangkau
“Kami melihat kolaborasi ini sebagai langkah pragmatis untuk mempercepat transisi menuju teknologi ramah lingkungan sambil tetap menjaga efisiensi produksi.” Kata Oliver Zipse, CEO BMW Group, dalam konferensi pers.
Kerja sama ini dilakukan di tengah tekanan industri untuk memenuhi regulasi emisi yang semakin ketat di Eropa dan kebutuhan untuk berinvestasi besar-besaran dalam kendaraan listrik (EV). Dengan berbagi sumber daya, kedua perusahaan berharap dapat mengurangi biaya riset dan produksi.
Mengapa BMW akan Memasok Mesin untuk Mercedes?
1. Efisiensi Biaya dan Skala Produksi
Industri otomotif menghadapi biaya pengembangan yang melonjak untuk memenuhi standar emisi Euro 7 dan target netralitas karbon. Dengan BMW akan memasok mesin untuk Mercedes, kedua perusahaan dapat memanfaatkan skala ekonomi. Mengurangi biaya produksi, dan tetap menghadirkan mesin berkualitas tinggi untuk pelanggan.
2. Fokus pada Elektrifikasi
Baik BMW maupun Mercedes sedang mengalihkan sumber daya besar ke pengembangan kendaraan listrik. Kolaborasi ini memungkinkan Mercedes untuk mengandalkan keahlian BMW dalam mesin konvensional, sehingga Mercedes dapat fokus pada platform EV seperti EQ series, sementara BMW memperluas portofolio Neue Klasse-nya.
3. Sejarah Kolaborasi Sebelumnya
Meskipun dikenal sebagai pesaing, BMW dan Mercedes pernah bekerja sama dalam proyek seperti pengembangan teknologi mengemudi otonom dan platform kendaraan bersama. Kesepakatan ini memperkuat hubungan strategis mereka untuk menghadapi persaingan dari merek seperti Tesla dan produsen otomotif China.
Detail Kesepakatan Pasokan Mesin
Menurut sumber resmi, BMW akan memasok mesin untuk Mercedes mulai pertengahan 2026, dengan fokus pada mesin bensin 4-silinder dan 6-silinder, serta varian diesel untuk model SUV seperti Mercedes-Benz GLC dan GLE. Mesin ini akan diproduksi di fasilitas BMW di Munich dan Steyr, Austria, yang dikenal sebagai pusat keunggulan dalam teknologi mesin.
Mesin BMW terkenal karena efisiensi bahan bakar dan performa dinamis, yang selaras dengan standar kualitas Mercedes-Benz. Kolaborasi ini juga mencakup pertukaran teknologi tertentu, seperti sistem hibrida ringan (mild-hybrid) untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar.
Dampak bagi Industri Otomotif
Kesepakatan ini mengejutkan banyak pihak karena BMW dan Mercedes selama ini bersaing ketat di segmen kendaraan premium. Namun, analis industri melihat langkah ini sebagai respons cerdas terhadap perubahan pasar. “BMW akan memasok mesin untuk Mercedes adalah contoh bagaimana rival dapat bekerja sama untuk bertahan di era transisi energi,” kata Maria Schneider, analis otomotif dari Automotive World.
Di pasar global, kolaborasi ini dapat memperkuat posisi kedua merek Jerman melawan kompetitor seperti Audi, Jaguar Land Rover, dan merek China yang sedang naik daun seperti BYD dan NIO. Selain itu, kerja sama ini juga dapat mendorong standarisasi teknologi mesin, yang pada akhirnya menguntungkan konsumen melalui harga yang lebih kompetitif.
Baca juga: Aito M8, SUV Listrik Huawei-Seres yang Jadi Juara Keselamatan di Tiongkok
Tantangan dan Peluang ke Depan
Meskipun menjanjikan, kolaborasi ini tidak lepas dari tantangan. Salah satunya adalah menjaga identitas merek masing-masing. Penggemar BMW dan Mercedes dikenal loyal terhadap karakter unik kendaraan mereka, sehingga integrasi mesin BMW ke dalam model Mercedes harus dilakukan dengan hati-hati untuk mempertahankan pengalaman berkendara khas masing-masing merek.
Selain itu, tekanan dari regulasi emisi dan permintaan EV yang terus meningkat dapat membatasi relevansi mesin konvensional dalam jangka panjang. Namun, dengan fokus pada hibrida dan teknologi efisien, kerja sama ini memberikan waktu tambahan bagi kedua perusahaan untuk menyempurnakan strategi elektrifikasi mereka.
Di Indonesia, di mana pasar otomotif premium terus tumbuh, kesepakatan ini dapat berdampak pada penawaran model hibrida yang lebih terjangkau dari Mercedes-Benz. “Kami optimistis bahwa kerja sama ini akan menghadirkan teknologi terbaik untuk konsumen Indonesia,” kata perwakilan BMW Indonesia.
Kesimpulan
BMW akan memasok mesin untuk Mercedes adalah langkah strategis yang menandai era baru kolaborasi di industri otomotif. Dengan memanfaatkan keahlian BMW dalam teknologi mesin dan fokus Mercedes pada elektrifikasi, kedua merek ini siap menghadapi tantangan pasar yang semakin kompetitif. Kesepakatan ini tidak hanya menguntungkan kedua perusahaan, tetapi juga berpotensi menghadirkan kendaraan yang lebih efisien dan terjangkau bagi konsumen global.
Ke depannya, keberhasilan kolaborasi ini akan bergantung pada kemampuan BMW dan Mercedes untuk menyeimbangkan inovasi, identitas merek, dan kebutuhan pasar. Untuk pembaruan lebih lanjut tentang perkembangan ini, pantau situs resmi Automotive World atau sumber berita otomotif terpercaya.