0 0
Read Time:3 Minute, 49 Second

Penjualan sepeda motor anjlok di Agustus 2025 di Indonesia, turun 1,53% dari Juli menjadi 578.041 unit. Faktor ekonomi dan kebijakan pajak jadi penyebab. Baca analisis lengkapnya!. Penjualan sepeda motor di Indonesia mengalami penurunan signifikan pada Agustus 2025, menurut data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI). Distribusi dari pabrik ke dealer hanya mencapai 578.041 unit, turun dari 587.048 unit pada Juli 2025. Penurunan ini menambah tekanan pada industri otomotif nasional yang sedang berjuang menghadapi perlambatan ekonomi. Faktor seperti daya beli masyarakat yang melemah dan perubahan kebijakan pajak menjadi pemicu utama. Bagaimana dampaknya bagi pasar roda dua?

Baca juga: Promo dari BYD: Beli Mobil Listrik Dapat Bonus Hingga Puluhan Juta

Penurunan Penjualan Sepeda Motor Anjlok di Agustus

Menurut laporan AISI, penjualan sepeda motor anjlok sebesar 1,53% dari Juli ke Agustus 2025, dengan total 578.041 unit terdistribusi ke dealer. Angka ini menunjukkan kemunduran dibandingkan Juli 2025, yang sempat mencatat kenaikan 15% dari Juni. Meski begitu, performa Agustus 2025 sedikit lebih baik dibandingkan Agustus 2024, yang hanya mencapai 573.886 unit.

Penurunan ini mencerminkan tantangan besar bagi lima anggota AISI, yaitu Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki, dan TVS, yang mendominasi pasar roda dua di Indonesia. Faktor ekonomi, seperti penurunan daya beli masyarakat kelas menengah dan efisiensi anggaran pemerintah, turut memperburuk situasi.

Akumulasi Penjualan Januari-Agustus 2025

Secara kumulatif, penjualan sepeda motor dari Januari hingga Agustus 2025 mencapai 4.269.718 unit. Angka ini turun tipis dibandingkan periode yang sama pada 2024, yang mencatat 4.343.781 unit. Penurunan sebesar 74.063 unit ini menunjukkan pasar roda dua belum pulih sepenuhnya dari kelesuan ekonomi.

Meski pasar domestik masih menjadi tulang punggung industri otomotif, fluktuasi penjualan, terutama pada April 2025, menjadi perhatian. Data menunjukkan bahwa permintaan dalam negeri tetap kuat, namun tidak cukup untuk mengimbangi penurunan bulanan yang signifikan.

Ekspor Sepeda Motor Juga Merosot

Selain pasar domestik, ekspor sepeda motor juga mengalami penurunan. Pada Agustus 2025, ekspor dalam bentuk Completely Built Up (CBU) hanya mencapai 47.446 unit, turun dari 50.042 unit pada Juli. Sementara itu, ekspor Completely Knock Down (CKD) tercatat 670.368 unit, lebih rendah dibandingkan Juli yang mencapai 678.227 unit.

Secara keseluruhan, ekspor CBU dari Januari hingga Agustus 2025 mencapai 366.231 unit, sementara ekspor CKD mencatat 5,54 juta unit. Angka ini menunjukkan bahwa Indonesia tetap menjadi basis produksi komponen otomotif yang kompetitif, meskipun permintaan global sedikit melemah.

Faktor Penyebab Penjualan Sepeda Motor Anjlok

Menurut Direktur Pemasaran Astra Honda Motor (AHM), Octavianus Dwi, penurunan penjualan sepeda motor anjlok dipicu oleh faktor ekonomi makro. PHK massal di sektor manufaktur dan relokasi anggaran pemerintah menjadi penyebab utama menurunnya daya beli masyarakat. “Beberapa daerah yang bergantung pada anggaran pemerintah terdampak efisiensi belanja,” ujar Octavianus.

Selain itu, kebijakan pajak kendaraan yang baru, seperti berakhirnya relaksasi pajak sebesar 66% untuk Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) per 5 Januari 2025, turut memengaruhi pasar. Beban pajak yang lebih tinggi membuat konsumen menahan pembelian.

Harapan dari GIIAS 2025

Pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025, yang digelar dari 24 Juli hingga 3 Agustus, memberikan sedikit harapan bagi industri otomotif. Meski fokus utama GIIAS adalah mobil, beberapa merek sepeda motor seperti Astra Honda Motor berhasil mencatat penjualan positif. AHM melaporkan penjualan lebih dari 1.000 unit selama pameran, dengan model seperti Honda Rebel 1100 dan CUV e: mendapat respons baik.

Namun, dampak GIIAS terhadap pasar roda dua secara keseluruhan masih terbatas. Penjualan sepeda motor anjlok di Agustus menunjukkan bahwa stimulus dari pameran belum cukup kuat untuk membalikkan tren penurunan.

Tantangan dan Prospek ke Depan

Industri sepeda motor di Indonesia menghadapi tantangan besar akibat perlambatan ekonomi dan perubahan kebijakan pajak. Meski demikian, pasar domestik tetap menunjukkan ketahanan, didukung oleh permintaan yang stabil meskipun fluktuatif. Ekspor CKD juga menjadi indikator bahwa Indonesia masih kompetitif sebagai basis produksi global.

Baca juga: BMW akan Memasok Mesin untuk Mercedes: Kolaborasi Mengejutkan di Industri Otomotif

Ke depan, pelaku industri berharap adanya insentif pemerintah, seperti relaksasi pajak atau kebijakan baru untuk motor listrik, dapat menggairahkan pasar. Namun, hingga Agustus 2025, insentif motor listrik yang dijanjikan Kementerian Perindustrian masih tertunda, menunggu Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas).

Penutup: Penjualan Sepeda Motor Anjlok Jadi Alarm Industri

Penurunan penjualan sepeda motor di Agustus 2025 menjadi sinyal bahwa industri otomotif Indonesia sedang menghadapi masa sulit. Dengan total distribusi 578.041 unit dan penurunan ekspor, pelaku industri harus segera beradaptasi dengan kondisi ekonomi yang menantang. Meski GIIAS 2025 memberikan sedikit angin segar, pemulihan pasar roda dua membutuhkan stimulus yang lebih kuat, seperti kebijakan insentif atau perbaikan daya beli masyarakat. Akankah pasar roda dua bangkit di sisa tahun 2025? Hanya waktu yang akan menjawab.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %