Kebutuhan oli mobil konvensional berbeda jauh dengan mobil listrik. Simak perbandingan lengkap, fakta, dan alasan mengapa perawatan oli penting untuk performa kendaraan. Kebutuhan oli mobil menjadi salah satu aspek penting dalam perawatan kendaraan, namun ternyata berbeda signifikan antara mobil konvensional dan mobil listrik.
Baca juga: Tutup Radiator: Komponen Kecil yang Menentukan Umur Mesin
Para ahli otomotif menjelaskan bahwa mobil bensin atau diesel mengandalkan oli untuk pelumasan mesin, sementara mobil listrik memiliki pendekatan berbeda. Artikel ini akan mengulas perbedaan kebutuhan oli mobil antara kedua jenis kendaraan tersebut, mengapa perbedaan ini terjadi, dan bagaimana cara merawatnya. Informasi ini penting bagi pemilik kendaraan di Indonesia untuk memastikan performa optimal dan umur panjang mesin.
Peran Oli pada Mobil Konvensional
Mobil konvensional, baik berbahan bakar bensin maupun diesel, sangat bergantung pada oli mesin. Oli berfungsi untuk melumasi komponen mesin yang bergerak, seperti piston dan crankshaft, sehingga mengurangi gesekan. Selain itu, oli membantu mendinginkan mesin, mencegah korosi, dan membersihkan endapan kotoran.
Menurut data dari Asosiasi Produsen Oli Indonesia (APOI), mobil konvensional membutuhkan penggantian oli setiap 5.000–10.000 kilometer, tergantung pada jenis oli dan kondisi penggunaan. Oli yang digunakan biasanya berbasis mineral, sintetik, atau semi-sintetik, dengan viskositas yang disesuaikan kebutuhan mesin, seperti 5W-30 atau 10W-40.
Kebutuhan Oli Mobil Listrik: Benarkah Tidak Perlu Oli?
Berbeda dengan mobil konvensional, mobil listrik tidak memiliki mesin pembakaran internal, sehingga kebutuhan oli mesin tidak diperlukan. Namun, bukan berarti mobil listrik bebas dari pelumas. Beberapa komponen, seperti bearing pada motor listrik atau sistem transmisi, tetap memerlukan pelumas khusus, biasanya berupa gemuk (grease) atau oli khusus dengan volume jauh lebih kecil.
Sebagai contoh, Tesla dan beberapa merek mobil listrik lainnya menggunakan pelumas untuk menjaga efisiensi motor listrik dan sistem penggerak. Namun, pelumas ini jarang diganti, bahkan bisa bertahan hingga beberapa tahun, tergantung pada rekomendasi pabrikan. Dengan demikian, perawatan oli pada mobil listrik jauh lebih sederhana.
Perbandingan Kebutuhan Oli Mobil Konvensional dan Listrik
Untuk memahami perbedaan kebutuhan oli mobil, berikut perbandingan utama antara kedua jenis kendaraan:
- Jenis Pelumas
Mobil konvensional menggunakan oli mesin dengan viskositas tertentu, sedangkan mobil listrik lebih sering menggunakan gemuk atau oli khusus untuk komponen tertentu. - Frekuensi Penggantian
Oli mobil konvensional harus diganti secara berkala, biasanya setiap 6–12 bulan. Sebaliknya, pelumas pada mobil listrik sering kali bersifat permanen atau diganti dalam interval yang jauh lebih panjang. - Biaya Perawatan
Penggantian oli mobil konvensional memakan biaya rutin, berkisar Rp200.000–Rp800.000 per ganti, tergantung jenis oli. Sementara itu, biaya perawatan pelumas mobil listrik jauh lebih rendah karena frekuensi penggantian yang minim. - Dampak Lingkungan
Oli bekas dari mobil konvensional dapat mencemari lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Mobil listrik, dengan kebutuhan pelumas yang minimal, cenderung lebih ramah lingkungan.
“Perawatan oli pada mobil konvensional jauh lebih intensif dibandingkan mobil listrik, yang hampir tidak memerlukan perhatian khusus untuk pelumas,” ujar Budi Santoso, teknisi otomotif dari bengkel resmi di Jakarta.
Baca juga: Xiaomi Masuk 10 Besar Pasar Mobil Listrik China, Capaian Mengejutkan dalam Setahun
Cara Merawat Oli Mobil agar Performa Tetap Optimal
Untuk mobil konvensional, perawatan oli menjadi kunci menjaga performa mesin. Berikut beberapa langkah penting:
- Pilih Oli Sesuai Spesifikasi
Gunakan oli yang direkomendasikan oleh pabrikan, sesuai dengan viskositas dan standar, seperti API SN atau ACEA A3/B4. - Ganti Oli Tepat Waktu
Ikuti jadwal penggantian oli, baik berdasarkan jarak tempuh maupun waktu, untuk mencegah kerusakan mesin. - Periksa Kondisi Oli Secara Berkala
Cek level dan warna oli menggunakan dipstick untuk memastikan oli masih layak pakai.
Sementara itu, untuk mobil listrik, pemilik hanya perlu memastikan komponen seperti bearing atau transmisi diperiksa sesuai jadwal servis resmi. Dengan demikian, kebutuhan oli mobil listrik jauh lebih mudah dipenuhi.
Tantangan dan Solusi dalam Perawatan Oli
Salah satu tantangan bagi pemilik mobil konvensional adalah memilih oli berkualitas di tengah banyaknya merek di pasaran. Selain itu, pengelolaan oli bekas juga sering diabaikan, yang dapat berdampak buruk pada lingkungan. Solusinya, selalu gunakan oli dari merek terpercaya dan serahkan oli bekas ke fasilitas daur ulang resmi.
Untuk mobil listrik, tantangan utama adalah kurangnya informasi tentang perawatan pelumas, karena banyak pemilik menganggap mobil listrik sepenuhnya bebas perawatan. Oleh karena itu, penting untuk tetap mengikuti panduan servis dari pabrikan.
Penutup
Kebutuhan oli mobil konvensional jauh lebih kompleks dibandingkan mobil listrik, yang hampir tidak memerlukan pelumas rutin. Mobil konvensional membutuhkan penggantian oli berkala untuk menjaga performa mesin, sedangkan mobil listrik hanya memerlukan pelumas khusus untuk komponen tertentu dengan interval perawatan yang panjang. Ke depannya, seiring meningkatnya adopsi mobil listrik di Indonesia, pemahaman tentang perbedaan ini akan semakin penting. Pastikan Anda memilih oli atau pelumas sesuai spesifikasi dan melakukan perawatan rutin untuk menjaga kendaraan tetap prima.
